Flash Wellcome

menu bar

Rabu, 26 Maret 2014

Bahasa Yunani II


Berikut ini nama-nama mahasiswa yang dapat ikut serta pada perkuliahan Bahasa Yunani II, yaitu :


1.      Agus Yurianto
2.      Elok Trimiyarni
3.      Hartatik
4.      Hernawati
5.      Hefrison Gabriel Victor Sandy
6.      Lilik Tumini
7.      Pilipus . H. S.
8.      Suharijanti
9.       Mister Baru

Info Pendaftaran


Ketika kita melayani sebagai pendidik/ guru/ dosen, mari kita memperdalam pengetahuan kita melalui Program Pendidikan Agama Kristen, agar kita maksimal dalam melayani Bapa YHWH melalui Pendidikan Agama Kristen.

Ujian Negara Angkatan I





 Pada Sabtu, 30 Agustus 2013, Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa melaksanakan Ujian Negara untuk pertama kalinya yang dilaksanakan pada kampus A, di Jalan Menanggal 1/ 10 C, Gayungan Surabaya. Pada kesempatan ini Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa dikunjungi oleh Doverianto, M. Si., (Berbaju Merah) sebagai Pengawas dari DEPAK, kami memiliki tujuh mahasiswa yang berhasil diuji, diantaranya dari kiri Diah Astuti Juliawati, Haryayuk, Lemiati Bedoq, Simon Subagio, Mekar Sari Sinaga, Susilo dan Jeber Yohanes Renhoar. Dan penguji dari pihak Sekolah Agama Kristen Anak Bangsa dari kiri ada Whenita Merliani, SE., M. Si., M. Pd. K..; Pdt. Dr.  Retna Wangsa Bawana. M. Th., Pdt. Indro Puspito. S. Th., M. Pd. K.
Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa Mengucapkan Selamat kepada mahasiswa/i atas keberhasilan dalam mengikuti Ujian Negara yang sudah diselenggarakan. Besar harapan kami, atas kesuksesan yang sudah diraih dan biarlah menjadi berkat bagi masyarakat, gereja, sekolah dan Bangsa Indonesia.

Arti Logo Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa





Arti Logo STAK AB

Logo Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa berbentuk segi lima dibingkai dengan warna emas, kuning, dan putih. Di dalamnya terdapat gambar pena emas yang mengarah pada gambar buku yang terbuka dengan pulau-pulau Indonesia dan warna merah putih sebagai dasarnya.
1.         Segi lima melambangkan kelima sila yang ada dalam Pancasila.
2.        Bingkai berwarna emas melambangkan kualitas dan prestasi yang gemilang.
3.        Bingkai berwarna kuning melambangkan karakter yang mulia.
4.        Bingkai berwarna putih melambangkan kesucian dan ketulusan dalam menjalankan pendidikan dan sila-sila Pancasila.
5.        Warna dasar merah putih melambangkan jiwa nasionalisme.
6.        Pena emas dan buku yang terbuka melambangkan pendidikan.
7.        Pulau-pulau Indonesia melambangkan pendidikan bagi anak bangsa.

Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa menyajikan pendidikan berkualitas berbasis pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang ditujukan bagi anak bangsa, dan diharapkan bahwa pendidikan yang diberikan dapat membawa kemuliaan bangsa ini.

Sejarah Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa Surabaya





Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa berdiri pada tanggal 10 Juli 2009, SK Pendirian PS: Ketua Yayasan Bukit Zion . Nomor SK pendirian PS (*) : 15/SK/YBZ/VII/09, dengan Nomor SK Izin Operasional (*) : DJ.III/Kep/HK.00.5/553/2012. Lokasi perkuliahan Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa Surabaya memiliki dua kampus, yaitu kampus A berada di Jalan Menanggal 1/ 10C, Gayungan, Surabaya dan kampus B terletak di Jalan Manyar Kartika Timur No. 6, Surabaya. Dengan dibukanya Pendidikan Sarjana 1 Program Studi Pendidikan Agama Kristen (S. Pd. K), diharapkan banyaknya calon mahasiswa yang memiliki kerinduan dalam melayani di bidang pendidikan guru agama kristen dan memilih Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa Surabaya sebagai pengencap pendidikan lanjutan Sarjana 1. 
S. Pd. K  yang dilakukan oleh Gereja, Yayasan, dan LSM sebagai bagian untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional Indonesia sama seperti Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa Surabaya dalam visi dan misinya, yaitu Visi : “Menjadi perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yang berwawasan Alkitabiah dan Misioner.” Dan Misi : “1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi sesuai dengan Tri Darma perguruan tinggi, 2. Menyusun Visi, Misi Institusi sesuai dengan tujuan penyelenggaraan pendidikan nasional, 3. Mencetak Lulusan sesuai dengan kebutuhan Gereja.”